Senayan Jakarta - Hebohnya berita yang juga dirilis oleh BDM mengenai rencana penanda-tanganan MoU dengan investor olahraga asal AS yang akan menggarap aspek bisnis dan komersial liga dibawah PSSI, menimbulkan respon positif sekaligus respon skeptis.
Beberapa pihak mengaku tidak percaya dengan berita ini, dan memprediksi berita ini hanya akan berhenti sebatas wacana, seperti ketika dulu PSSI atau PT LPIS merilis berita soal board elektronik ataupun pemakakaian wasit asing, atau MoU dengan Universitas Guna Dharma tentang pemberdayaan IT. Semuanya hanya ramai di pemberitaan dan nol besar dalam kenyataan.
Widjayanto selaku CEO PT LPIS kepada reporter BDM menjelaskan bahwa apa yang dia sampaikan tentang investor asing asal AS bukanlah pencitraan, karena dirinya berprinsip tugasnya adalah bekerja dan menghasilkan karya nyata. Sekedar pencitraan serta berpolemik bukan habit saya. Dan PSSI tak punya budget untuk pencitraan.
Kata Widja, PSSI terus berikhtiar untuk kebaikan semua pihak, bukan demi kepentingan salah satu kubu. Konsep dan struktur dukungan pembiayaan yang akan dilaksanakan bersama investor AS secara jangka panjang adalah demi prestasi sepakbola nasional. Bukan demi kepentingan IPL dan LPIS saja.
Buktinya saya selalu berkomunikasi dengan pak Djoko Driyono selaku CEO PT LI yang mengelola ISL. Dan pak Djokdri merespon positif masuknya investor asal AS ini dengan segala benefit yang tawarkannya. Meski ISL 'sementara' masih berkompetisi diluar PSSI, tapi secara pribadi kami berdua sepakat bahwa cepat atau lambat, konflik ini akan berakhir dan kompetisi di Indonesia jika ingin dikelola profesional dalam format sepakbola industri memang memerlukan campur tangan investor kuat seperti investor asal AS yang akan menanda-tangani MoU pada hari Senin tanggal 10 Desember 2012 nanti, kata Widja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang Di Sahabat Kapesi
silahkan tinggalkan komentar anda agar blog saya semakin maju